26 Juli 2008

Renungan-27 Juli

Enam hari sebelum Paskah

Yohanes 12:1-8

E

nam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Martha melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus” Itulah sepenggal peristiwa menurut kesaksian Yohanes. Sebuah acarapenyambutan tamu yang umum dilakukan oleh banyak orang yaitu menjamu dengan hidangan.

Tapi mari kita lihat apa yang dilakukan Maria sebagai bagian dari anggota keluarga itu. “Maka Maria megambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya…” Aksi yang dilakukan Maria ini tidak pernah dilakukannya sebelumnya, apalagi dengan menggunakan minyak narwastu murni yang sangat mahal, bahkan sampai menyeka dengan rambutnya. Narwastu adalah minyak harum yang sangat mahal dan dibuat dari tanaman rumput cymbopogan schoenanthus, umumnya terdapat di padang gurun Arabia dan Afrika Utara sebagai tumbuhan asli dari India Utara (pegunungan Himalaya) yang dipakai untuk meminyaki rambut.

Mengapa Maria meminyaki kaki Yesus dengan minyak narwastu murni? Mengapa tidak dengan minyak harum lain yang lebih murah? Kita dapat melihat perasaan Maria mungkin itu adalah sebuah ungkapan kasihnya pada Yesus. Ia mau memberikan yang terbaik yaitu meminyaki kaki Yesus dengan setengah kati minyak narwastu murni yang nilainya diperkirakan senilai upah orang untuk hampir satu tahun, sekaligus Maria merendahkan dirinya dihadapan Yesus yaitu melalui tindakan menyeka kaki Yesus dengan rambutnya. Berlebihankah tindakan Maria? Menurut saya tidak! Perlakuan yang hampir sama pernah diterima Yesus saat ia berada di Betania di rumah Simon si kusta. Kepala Yesus pernah diminyaki dengan minyak narwastu yang harganya tiga ratus dinar lebih (Bnd. Markus 14:3).

Tindakan Maria ini memberi contoh nyata bagi kita, bahwa kita harus berani memberikan yang terbaik bagi Tuhan. Karya, ucapan, pikiran, pelayanan bahkan persekutuan, harus kita berikan dan tunjukan yang terbaik. Bukan yang asal-asalan, setengah-setengah, setengah hati alias kurang ikhlas, hitung-hitungan dan tidak totalitas. Mengapa kita harus demikian? Karena Tuhan telah terlebih dahulu mengasihi kita dengan kasih yang sempurna. Kita telah ditebus dengan darah yang mahal (I Pet. 1:19). Lebih mahal dari minyak narwastu, bahkan tidak dapat tergantikan nilainya dengan semua kekayaan yang ada diseluruh dunia. Sudahkah yang terbaik kita berikan untuk Tuhan saat ini?(by:BTK)

Tidak ada komentar: