16 Agustus 2008

Renungan 10 Agustus 2008

Berkhianat

Maleakhi 2:10-16

M

aleakhi dalam bahasa Ibrani berarti ‘utusanku’, bukanlah nama diri tapi kata benda biasa sebab nama penulis kitab ini tidak pernah diketahui. Dalam kitab Maleakhi lebih banyak diungkapkan kebobrokan umat di mata tuhan, antara lain soal pengkhianatan umat atas Tuhannya. Bagaimana ini bisa terjadi? Rupanya kisah ini berawal dari perjanjian umat dengan Tuhan yang dulu pernah diikatkan dengan nenek moyang mereka. Yehuda sebagai bagian dari umat Israel dinilai telah berkhianat pada Tuhan di Yerusalem, “,,,Lalu mengapa kita berkhianat satu sama lain dengan demikian menajiskan perjanjian dengan nenek moyang kita? Wujud pengkhianatan itu antara lain sebab Yehuda telah menajiskan tempat kudus yang diaksihani Allah dengan cara mempersembahkan roti cemar (1:7), mempersembahkan binatang rampasan, binatang yang timpang dan yang sakit (1:13). Tindakan umat tersebut bukan tanpa alasan, mereka memahami ‘meja Tuhan memang cemar dan makanan yang ada di situ boleh dihinakan!’ (1:12). Sebuah pemahaman persembahan yang cukuo memprihatinkan. Menurut aturan yang sesungguhnya, umat hanya boleh mempersembahkan yang terbaik buat Tuhan. Hal yang mengartikan tindakan berkhianat atau pengingkaran atas perjanjian tidak dapat diterima Tuhan. Umat harus kembali kepada khitahnya atau tujuan dasar dan garis haluannya.

Dalam ilmu kemiliteran pengkhianat itu berarti disersi dan suka membocorkan rahasia pada musuh atau sebagai mata-mata. Dalam ilmu keluarga pengkhianat berarti selingkuh. Dalam ilmu kesehatan pengkianat itu berarti malpraktek. Dalam ilmu pemerintahan pengkhianat itu adalah koruptor. Menurut Maleakhi dalam iman pengkhianat itu adalah pengingkaran umat atas perjanjian dengan Tuhannya.

Dampak dari pengkhianatan adalah dapat melemahnya semangat umat, melemahkan pertahanan dan dapat menghancurkan negara, melemahkan kepercayaan dan dapat meniadakan keharmonisan, melemahkan perjanjian dan dapat merusak tatanan kehidupan. Tuhan menyadari benar dampak buruk dari sebuah pengkhianatan dir melalui perjanjian atas Tuhan dengan cara dibaptis, dituntut ketaatan menjalankan aturan main selanjutnya dalam praktek kehidupan sehari-hari. Sungguh berat tuntutan itu tapi memang demikinlah aturannya. Karena itu jangan mudah buat janji dengan Tuhan atau siapapun kalau tidak mau dikatakan sebagai pengkhianat oleh Tuhan.

Doa : Terimakasih Tuhan kami telah diingatkan untuk setia pada perjanjian yang telah kami buat. Amin.

(by:BTK)

Tidak ada komentar: