16 Agustus 2008

Renungan 3 Agustus 2008

Si Teudas

Kisah Rasul 5:26-42

“Tetapi seorang Farisi dalam Mahkamah Agama itu, yang bernama Gamaliel, seorang ahli Taurat yang sangat dihormati seluruh orang banyak, bangkit dan meminta, supaya orang-orang itu diseluruh keluar sebentar…” Itulah sekilas suasana jalannya persidangan di Mahkamah Agama dengan terdakwa Petrus dan Yohanes. Ada ketegangan dalam ruang sidang sehingga memaksa Gamaliel meyampaikan interupsi. Yohanes dan Petrus dipandang sebagai ancaman bagi stabilitas keamanan umat menurut para pemimpin Yahudi, tua-tua dan ahli Taurat. Sebab itulah mereka meminta Mahkamah Agama menjatuhkan hukuman bagi kedua orang itu. Tapi Gamaliel melihat ada ketidakberesan bila keputusan diambil tergesa-gesa. Lalu dengan mengambil contoh masa lalu, Gamaliel mencoba mengarahkan jalannya sidang supaya mengambil keputusan yang realistis. Realistis karena bila pengajaran Petrus dan Yohanes ini berasal dari Allah mereka tidak dapat melenyapkan keduanya. Mencoba melenyapkannya berarti melawan Allah. Biarkan hukum alam yang bertindak, seperti terhadap si Teudas yang pernah mengaku sebagai mesias yang memimpin pengikutnya melawan Roma namun ternyata tidak berhasil, dalam peperangan melawan Roma kemudian si Teudas tewas, karena Tuhan tidak berada dipihaknya, “Sebab dahulu telah muncul si Teudas, yang mengaku dirinya seorang yang istimewa dan ia mempunyai kira-kira empat ratus orang pengikut…” ayat 36.

Darimanakah kekuatan yang kita miliki, pelayanan yang kita berikan, pekerjaan yang kita geluti, keluarga yang kita bina, saat ini? Kalau semua itu dipahami dari karisma, kemampuan dan keuletan kita semata, kita boleh bangga namun hendaknya jangan kebablasan sebab suatu saat ada akhir dari kejayaan itu. Lihatlah si Teudas dengan kharisma dan kekuatan yang dimilikinya, dia tidak dapat melawan Roma dan harus kehilangan nyawa dan pengikutnya. Kehilangan segala-galanya. Namun lain halnya bila kita memahami, bahwa apa yang teradi karena berkat kuasa Tuhan, sebagaimana keyakinan Gamaliel kalau kuasa Tuhan yang bekerja, tidak ada seorangpun yang dapat menghambatnya. Betapa indahnya hidup ini bila kita mampu mengetahui kekuatan Tuhan yang bekerja itu. Bagaimana cara kita mengetahuinya?

Temukanlah jawabannya dalam setiap ibadah yang sering kita lakukan, melalui pembacaan Alkitab dan renungan. Serta jangan biasakan diri untuk menjauhi setiap ibadah seperti yang dilakukan oleh sebagian orang, sebab mengikuti ibadah adalah salah satu momen untuk mengetahui kekuatan Tuhan yang bekerja itu. Bukankah Tuhan juga bekerja melalui firmanNya sebagaimana Ia bekerja menciptakan jagad raya dan isinya, “Berfirmanlah Tuhan, jadilah terang…” Kej. 1:3. (by:BTK)

Tidak ada komentar: